Sekolah Lansia di Wonosobo yang Pertama di Indonesia Terapkan Kurikulum Literasi Digital
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes saat menjadi narasamber pada dialog “Lansia SMART” di Pendopo Kabupaten Wonosobo bersama dengan Titiek Puspa, aktris senior yang juga menjadi role model lansia produktif di Indonesia, Kamis (2/6). Foto : AFDA – Advokasi & KIE
Wonosobo – Usai di-launching-nya dua sekolah lansia di Kabupaten Wonosobo pagi tadi, siangnya, Kamis (2/6) di Pendopo Kabupaten Wonosobo juga masih dalam suasana peringatan Hari Lanjut Usia Nasional, dilanjutkan penandatangan komitmen bersama “Implementasi Sekolah Lansia” antara Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah dengan pemangku wilayah dimana lokasi sekolah lansia itu berada, yaitu Camat Kalikajar dan Wonosobo, yang disaksikan langsung oleh Bupati Wonosobo.
Tak berhenti disitu, Pemerintah Kabupaten Wonosobo pun telah menyiapkan Sekolah Lansia tersebut menjadi role model nasional melalui stakeholder pengampunya, yaitu Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang menggandeng Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) untuk menerapkan Kurikulum Literasi Digital dalam sistem pembelajaran di kedua sekolah lansia tersebut.
“Melalui program Sekolah Lansia yang hari ini diluncurkan di Kelurahan Wonosobo Barat dan Desa Lamuk Kecamatan Kalikajar yang dikolaborasikan dengan (kurikulum) Literasi Digital menjadi Sekolah Lansia yang pertama di Indonesia”, ungkap Afifi dalam sambutannya.
Ia berujar bahwa dengan penambahan kurikulum Literasi Digital ini ke dalam kurikulum sekolah lansia yang sudah ada, akan menambah pula khasanah dan keberagaman wawasan yang diperlukan bagi lansia.
Terlebih lagi menurutnya, literasi digital ini akan dapat melindungi para lansia dari serangan hoax (berita bohong) serta mengembangkan potensi lansia sebagai aset potensial bagi penyebaran informasi yang benar dan terpercaya.
Guna membuktikan kepeduliaanya terhadap para lansia ini, Bupati megukuhkan dan mengangkat beberapa lansia produktif di Wonosobo sebagai Duta Literasi Digital Lansia. Selain itu, ia pun memberikan bantuan berupa kursi roda dan alat bantu pendengaran bagi lansia yang membutuhkan di beberapa wilayah yang ada di Wonosobo.
Pada kesempatan itu, juga diselenggarakan dialog “Lansia SMART (Sehat, Melek Literasi, Aktif, Produktif dan Tangguh)” dengan beberapa narasumber, diantaranya Titiek Puspa, aktris sekaligus role model lansia tangguh Indonesia, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, drg. Widwiono, M.Kes dan Aktifis sekaligus Pemerhati Lansia, Maya Rosida.
“Sekolah Lansia ini sebenarnya untuk para lansia yang jumlahnya semakin tahun semakin meningkat, supaya lansia ini tetap sehat, sejahtera, produktif dan semangat, seperti eyang Titiek Puspa ini”, jelas Widwiono yang disambut riuh tepuk tangan para lansia dan hadirin di lokasi acara.
Sekolah Lansia ini menurutnya dicetuskan sebagai wadah sosial yang menyediakan berbagai aktifitas positif bagi para lansia dalam menjalani waktu luang dan senjanya, bahkan jika dimungkinkan mampu membuat para lansia produktif dengan menghasilkan berbagai karya melalui kurikulum yang telah diformulasikan.
“Buat saya belajar itu tidak ada batasnya, sepanjang kita membutuhkan sesuatu untuk lebih tahu, maka disitulah kita belajar, ojo sampe keteteran karo zaman”, ungkap Eyang Titiek, sapaannya, yang tersambung melalui virtual ketika menjawab pertanyaan tentang seberapa penting sekolah lansia itu diperlukan.
Aktris senior yang ternyata semasa mudanya pernah tinggal di Temanggung, kabupaten tetangga dari Wonosobo ini menuturkan bahwa lansia dengan segala keterbatasannya juga perlu melek teknologi di era digital ini. Namun ia mengingatkan juga agar para lansia mampu mengontrol arus informasi digital dengan cukup mengambil informasi yang bermanfaat bukan informasi yang justru menambah beban pikiran para lansia. AFDA