Ganjar Apresiasi BKKBN dengan Gerakan “Cegah Stunting dari Hulu”
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH, MIP berbincang dengan salah satu aksepor KB yang menunggu dilayani pada acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan di Desa Watukumpul Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung, Rabu (29/6). Foto : AFDA – Advokasi & KIE
Temanggung – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hadir pada peringatan Hari Keluarga Nasional Tingkat Provinsi di Balai Desa Watukumpul Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah kemarin (29/6/2022). Gubernur Ganjar menyebut bahwa stunting merupakan permasalahan serius yang bisa mempengaruhi kemajuan bangsa.
“Bapak ibu yang saya hormati, gerakan ini sangat serius. Mencegah stunting itu sangat sangat serius,” kata Ganjar Pranowo mengawali sambutannya di hadapan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah drg. Widwiono, M.Kes, Ketua TP PKK Atiqoh Ganjar Pranowo, Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo serta jajaran forkopimda Temanggung.
“Maknanya apa, kalau 2045 nanti kita mau maju maka yang disiapkan adalah generasi-generasi ini, dan itu dimulainya sejak sebelum menikah,” lanjutnya.
Ia lantas mengapresiasi BKKBN yang melakukan pencegahan stunting sejak di hulu berupa pemeriksaan calon pengantin.
“Terima kasih dari BKKBN sudah membuat gerakan. Jadi sebelum menikah semua diperiksa dahulu agar memastikan calon pasangan ini sehat semuanya. Nanti setelah menikah mereka diharapkan betul-betul sudah siap, mentalnya siap, fisiknya siap kemudian didampingi oleh bapak ibu Kades, penyuluh, oleh bidan,” ucap Gubernur.
Ganjar berharap jika terus diberikan edukasi harapannya pada saat hamil nanti akan betul-betul terkontrol. Ia juga melontarkan pujian pada anak-anak yang ditemuinya sebelum acara. Dinilai bahwa anak-anak tersebut dipersiapkan dengan baik dan jauh dari stunting. Sosialisasi untuk tidak menikah dini juga diminta untuk terus digalakkan.
“Ada GenRe, anak-anak muda, dan Forum Anak yang mencoba untuk mensosialisasikan pada temannya dengan gerakan Ojo Kawin Bocah,” lanjutnya.
Oleh karenanya ia menitipkan pesan pada para orang tua untuk tidak buru-buru menikahkan anak jika belum cukup usianya. Ganjar mengaku telah berkomunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait hal ini.
“Kita sering mencoba melakukan rekayasa sosial dengan komunikasi yang baik agar kemudian anak-anak kita tidak menikah dini,” ucap Gubernur Jateng ini seraya memaparkan data bahwa saat pandemi ditemukan kasus pernikahan dini meningkat.
Lebih lanjut Ganjar mengajak untuk menjaga kondusifitas sehingga negara tetap aman dan tentram di tengah kondisi global yang sedang tidak baik-baik saja. Caranya adalah untuk tidak termakan hoax yang dapat memecah belah kesatuan bangsa.
Kepala Perwakilan BKKBN Jateng drg. Widwiono, M.Kes melaporkan bahwa sesuai dengan tema Harganas tahun ini, “Ayo Cegah Stunting, Agar Keluarga Bebas Stunting”, ia mengingatkan amanat Presiden RI tentang pentingnya penurunan stunting.
“Sesuai dengan amanat Bapak Presiden bahwa pada tahun 2024 nanti stunting di Indonesia harus diturunkan menjadi 14%. Alhamdulillah di Jawa Tengah sudah lebih cepat dibandingkan dengan nasional di angka 20,9% berkat kerja keras kita bersama di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur,” kata Widwiono.
Jawa Tengah telah menyepakati terbentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa/kelurahan. Kepala Perwakilan mengatakan bahwa secara operasional juga telah direkrut Tim Pendamping Keluarga (TPK) sebanyak 27.931 tim se-Jawa Tengah yang akan bergerak bersama-sama untuk lebih mempercepat lagi penurunan stunting .
“Kalau Bapak Presiden menargetkan turun 14% tahun 2024 maka kita di Jawa tengah bisa merealisasikannya dalam waktu dua tahun. Artinya Insyaallah di tahun 2023 stunting bisa turun satu tahun lebih cepat dari target nasional,” ucap Widwiono.
Dilaporkan pula dalam rangka Harganas ini telah dilayani akseptor sebanyak 184 ribu dalam waktu dua hari. Untuk itu pihaknya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung sehingga target-target dapat dicapai, yang di dalamnya termasuk kader KB, Kader PKK dan TPK.
Pada Puncak Harganas Ke-29 ini diselenggarakan pula Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang mensosialisasikan penyiapan makanan bergizi, Pelayanan KB, Gelar UPPKA dan Kelompok Kegiatan. Juga diserahkan sejumlah penghargaan dan bantuan oleh Gubernur Jawa Tengah. T2S