Ganjar Senang Banyak Kelompok Masyarakat di Jateng Terlibat Atasi Stunting

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH, MIP meladeni pertanyaan wartawan di rumah dinasnya Puri Gedeh usai menyaksikan secara virtual pidato Presiden pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional di Kota Medan Sumatera Utara, Kamis (7/7). Foto : AFDA – Advokasi & KIE 

 

Semarang – Usai menyaksikan pidato Presiden secara virtual pada peringatan puncak Hari Keluarga Nasional yang digelar di Medan Sumatera Utara bersama Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH, MIP, berkesempatan menyapa para wartawan yang telah menunggunya di teras rumah dinasnya Puri Gedeh, Kamis (7/7).

Ditanya responnya soal pidato presiden mengenai pentingnya menjaga kemandirian pangan bangsa, ia menyebutkan bahwa hal tersebut adalah sesuatu yang mutlak dimiliki semua bangsa, tak terkecuali Indonesia. Menurutnya, jika konteksnya dikaitkan dengan penurunan stunting yang saat ini sedang gencar dilakukan BKKBN maka ada banyak faktor lain yang berperan sembari tetap menguatkan ketahanan pangan.

“Ada banyak cara (menurunkan stunting), tidak hanya sekedar faktor pangan”, ungkapnya.

Percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah saat ini menurutnya telah dilakukan secara sistematis, mulai dari hulu hingga ke hilir. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa Program “Jo Kawin Bocah” yang pemprov jateng galakkan merupakan upaya pencegahan di tingkat hulu lalu diteruskan dengan program persiapan perkawinan bagi calon pengantin melalui konseling dan berbagai pemeriksaan kesehatan. Ditambah lagi pasca perkawinan ada program “Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng” yang fokus kepada pemantauan secara intensif kepada ibu hamil, khususnya kesehatan dan asupan gizinya. BKKBN sendiri juga telah menerjunkan Tim Pendamping Keluarga di setiap desa yang terdiri dari bidan, kader PKK dan penyuluh KB untuk juga aktif memantau para ibu hamil yang ada di wilayahnya masing – masing.

“Iya, tidak ada program yang mandiri”, jelasnya kepada para wartawan saat ditanya soal keterkaitan berbagai program lain terhadap percepatan penurunan stunting di Jawa Tengah.

Menurutnya, persoalan stunting ini multidimensi sehingga harus diselesaikan dengan keterlibatan banyak pihak dan bersifat sistematis.

“Saya senang banyak dari kelompok – kelompok masyarakat mau terlibat dengan kesadaran sendiri”, tuturnya lebih lanjut.

Banyak komunitas peduli kesehatan yang tergerak untuk menangani kasus – kasus stunting di daerah, baik itu dari praktisi seperti dokter maupun kelompok masyarakat lainnya.

“Sehingga partisipasi masyarakat menurut saya menjadi sangat penting”, tuturnya sambil berpamitan kepada wartawan untuk kembali bertugas di kantor. AFDA

Penyunting

BKKBN PROVINSI JAWA TENGAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *