AdpinBerita

Bekali Penyuluh Agama terkait Stunting, BKKBN Gandeng Habib Luthfi, Ulama Kharismatik Nasional

Kota Pekalongan – Sebagaimana Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021, upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan BKKBN tidak hanya menyasar ibu hamil dan baduta (bayi dibawah dua tahun) sebagai fokus di tingkat hilir, melainkan juga menyasar para calon pengantin yang ada di hulu sebagai upaya pencegahan. Khusus sasaran calon pengantin, BKKBN memandang Kementerian Agama sebagai kekuatan potensial dalam membantu upaya percepatan penurunan stunting khususnya di sisi preventif. Hal itu didasari banyaknya aktifitas yang dilakukan oleh Kementerian Agama yang bersentuhan langsung dengan para calon pengantin melalui para penyuluh agama.

Habib Luthfi bin Yahya, Ulama Kharismatik Nasional yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, saat memberikan tausyiah di depan para penyuluh agama dan penyuluh KB se – eks Karesidenan Pekalongan di Gedung H.A Djunaid Convention Center Kota Pekalongan (Foto : AFDA – AKIE)

Sebulan yang lalu di Brebes, BKKBN bekerjasama dengan Kementerian Agama, khusunya Direktorat Bina KUA meluncurkan materi audiovisual tentang stunting yang diperuntukkan bagi para penyuluh agama. Materi tersebut diharapkan mampu menjadi bekal tambahan bagi para penyuluh agama ketika memberikan penyuluhan kepada para calon pengantin secara khusus dan masyarakat secara umum.

Tidak berhenti disitu saja, setelah sebelumnya digelar di Kota Yogyakarta, akhir tahun ini, tepatnya Rabu (28/12) bertempat di Gedung H.A Djunaid Convention Center Kawasan Pondok Pesantren Modern Al Qur’an Kota Pekalongan, BKKBN menggelar “Sosialisasi dan Pembekalan bagi Penyuluh Agama dalam Percepatan Penurunan Stunting” dengan menghadirkan 800 orang yang terdiri dari penyuluh agama, petugas pembantu pencatat nikah (P3N) atau biasa disebut modin atau lebe baik dari Kota Pekalongan maupun Kabupaten/Kota sekitarnya dan diikuti juga secara daring oleh seluruh penyuluh agama se – Jawa Tengah. Tak tanggung – tanggung, BKKBN pun menggandeng ulama kharismatik nasional asal Kota Pekalongan, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya untuk memberikan ceramah sekaligus tausyiah kepada seluruh hadirin mengenai stunting dari sudut pandang agama, utamanya Islam.

Habib Luthfi, biasa masyarakat memanggil, memulai tausyiahnya dengan kekaguman terhadap salah satu surat dalam Al Qur’an, yaitu surat At Thoriq.

Falyanduril insaanu mimma khuliq, ini terkait sekali dengan pembangunan intelektual manusia”, ungkap anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini.

Ayat yang disebutkan oleh Habib Luthfi diatas merupakan ayat kelima dari surat At Thoriq yang memiliki arti “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa ia diciptakan”. Habib menjelaskan dari ayat tersebut bisa diambil pelajaran bahwa manusia itu sangat lemah yang ditandai dengan masih banyak hal dari segala ciptaanNya yang belum manusia ketahui.

“Sekarang, tergantung bapak – bapak penyuluh ini,  bagaimana meningkatkan IQ, kecerdasan (generasi) kita, mempersiapkan sedini mungkin, dimana kita punya program tahun 2045, Indonesia harus luar biasa”, ujarnya.

Habib pun memotivasi para penyuluh dengan mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah kehebatan dan kecerdasan yang luar biasa. Hal tersebut menurutnya dibuktikan dengan bangunan – bangunan bersejarah ribuan tahun yang masih berdiri kokoh hingga saat ini. Namun yang menjadi catatannya, akhir – akhir ini kepedulian bangsa dan negara terhadap generasi penerus mulai berkurang dan kurang terkelola dengan baik, baik dari sisi (ketahanan) pangan maupun sisi lainnya. Oleh karenanya, ia meminta segenap elemen bangsa untuk bersama – sama bersinergi menjawab tantangan tersebut dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia yang berkualitas dan maju.

Kepala BKKBN, DR (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang ikut mendampingi Habib Luthfi dalam kegiatan tersebut juga menyampaikan bahwa BKKBN diberikan tanggungjawab besar oleh Presiden untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendekatan keluarga.

“Keluarga menjadi pusat utama untuk memulai melahirkan generasi yang unggul, untuk menuju Indonesia yang maju dan Indonesia Emas, Insya Allah di tahun 2045 kita akan menjadi bangsa yang (masuk) empat besar kekuatan dunia”, ungkap hasto, sapaannya.

Lebih lanjut Hasto menjelaskan bahwa amanah dari Presiden tersebut diimplementasikan melalui Preaturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting yang kemudian menunjuk Wakil Presiden sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting dan Kepala BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting dan berlanjut hingga level kabupaten dan kota.

“Angka stunting kita saat ini masih 24,4 persen, tetapi kita optimis karena bangsa kita ini bukan bangsa yang lemah, bangsa kita adalah bangsa yang unggul sehingga kita pun berharap dapat mewaris kehebatan para pendahulu kita”, jelasnya.

Kepala BKKBN, DR (HC). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat membuka acara “Sosialisasi dan Pembekalan bagi Penyuluh Agama dalam Percepatan Penurunan Stunting” di Gedung H.A Djunaid Convention Center Kota Pekalongan (Foto : AFDA – AKIE)

Menurutnya, dalam rangka percepatan penurunan stunting yang dibutuhkan adalah saling koordinasi, kolaborasi, konvergensi dan menguatkan antar berbagai kekuatan, salah satunya dengan Kementerian Agama melalui para penyuluh agama.

“Kita sangat membutuhkan tokoh – tokoh agama, para ulama sampai penyuluh agama di tingkat kecamatan untuk bisa mensosialisasikan tentang pentingnya mencetak generasi yang unggul dan tentu didalamnya jelas harus menurunkan stunting”, tutur mantan Bupati Kulon Progo ini.

Ia menjelaskan bahwa posisi penyuluh agama itu sangat strategis dalam percepatan penurunan stunting karena para penyuluh agama tersebut mengawal para calon pengantin yang merupakan sasaran hulu dalam pencegahan kejadian stunting.

Senada dengannya, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Dr. H. Ahmad Jayadi, M.Pd menegaskan bahwa Kementerian Agama sangat mendukung pelaksanaan program percepatan penurunan stunting dengan pelibatan sumber daya yang dimiliki, salah satunya melalui penyuluh agama.

“Ada sekitar lima puluh dua ribu penyuluh agama, setidaknya di tiap kecamatan kita punya delapan penyuluh agama yang berpotensi untuk memberikan bantuan penyuluhan dalam percepatan penurunan stunting”, ungkapnya.

Ia pun menghimbau kepada para penyuluh agama yang mengikuti kegiatan ini baik secara luring maupun daring untuk menerapkan empat strategi dalam membantu program percepatan penurunan stunting. Keempat strategi tersebut diantaranya melakukan ceramah atau khutbah di tengah masyarakat, bekerjasama dengan organisasi kemasyarakatan, melakukan kerjasama dengan lembaga filantropi islam serta dilakukan secara sistematis dan kolaboratif.

Turut hadir pula Deputi III Kementerian Koordinator PMK, Sekretariat Wakil Presiden, Walikota dan Wakil Walikota Pekalongan beserta jajaran Forkompimda Kota Pekalongan. Tak ketinggalan, pada momentum strategis ini juga diberikan bantuan kepada 25 sasaran program percepatan penurunan stunting di Kota Pekalongan, diantaranya calon pengantin, keluarga dan baduta (balita dibawah dua tahun) beresiko stunting. AFDA

Penyunting

BKKBN PROVINSI JAWA TENGAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *