Kepala BKKBN Lanjutkan Pantauan Pelayanan KB Serentak di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang
Semarang — Hari ini, Kamis pagi (9/3) bertempat di Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang, BKKBN bekerja sama dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB) Kota Semarang dan TNI melaksanakan pelayanan gratis KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Gelaran ini masih menjadi rangkaian Pelayanan KB Serentak di seluruh Indonesia yang diinisiasikan BKKBN dalam rangka Hari Perempuan Sedunia dan di Jawa Tengah dihadiri secara langsung oleh Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K).
Kepala BKKBN beserta jajaran diterima secara langsung oleh Karumkit RST Bhakti Wira Tamtama, Letkol Anton Triprasetiyo, SpOG dan Wakakesdam Letkol Ckm (K) dr. Virni Sagita Ismayawati, M.A.R.S. Dalam sambutan Karumkit menyampaikan kembali komitmen penuh TNI untuk mendukung program pengendalian penduduk. “Apapun itu (bentuknya) sudah menjadi tugas daripada TNI.”.
Kepala BKKBN memulai sambutan dengan memuji pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah utamanya Kota Semarang. “Saat ini kuantitas jumlah anak sudah bagus. Tidak lebih dari dua, terutama di Kota Semarang. Sudah sangat terkendali.”. “Kemudian yang paling penting kalau KB, untuk menjarangkan, supaya anak tidak terlalu dekat jaraknya. Jarak anak yang terlalu dekat akan banyak masalahnya. Kalau anak kalau belum umur dua tahun muncul adiknya itu kasihan sekali.” lanjutnya.

Terlalu dekat atau terlalu rapat merupakan salah satu dari 4T. 4T yaitu Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, dan Terlalu Rapat. 4T merupakan kendala yang acap ditemui dalam upaya pengendalian penduduk, yang kemudian dapat menjadi penyebab timbulnya banyak permasalahan kesehatan bagi ibu dan anak. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau terlalu rapat juga dapat mengakibatkan kurangnya perhatian dari orang tua yang berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak baik secara fisik maupun psikologis.
Mantan Bupati Kulon Progo yang akrab disapa Pak Hasto ini kemudian mencontohkan dirinya sendiri. “Nama saya Hasto, saya anak ke 8. Memang tidak berkualitas. Saya 8 bersaudara kakak2 saya berat semua. Lulusan SMA, SPG. Karena saya sudah ketemu jaman baru saya bisa jd dokter.”.
Di sela sambutan, Pak Hasto menyempatkan menyapa dua akseptor yang hadir. Akseptor pertama Ibu Tiara (27 tahun) dengan satu anak berumur satu bulan. Ibu Tiara merupakan peserta KB Paska Persalinan (KB PP) metode implan. Menjawab pertanyaan Pak Hasto mengenai pilihan KB implan, Ibu Tiara ingin memberikan jarak antar persalinan yang cukup bagi anak – anaknya kelak.
Akseptor kedua atas nama Ibu Sulimah (35 th) dengan tiga anak. Ibu Sulimah merupakan peserta KB susuk lanjutan. Ketika ditanyai Pak Hasto, mengapa di usia 35 tahun dan jumlah tiga anak, Ibu Sulimah belum memilih kontrasepsi mantap (kontap) steril atau MOW, Ibu Sulimah menjawab jujur jika masih takut dan belum siap. Kepala BKKBN kemudian menerangkan bahwa steril atau MOW tidak menakutkan, tidak sakit, dan aman karena tidak menggunakan hormon. Kontrasepsi tanpa hormon sering dianggap lebih aman karena tidak berpengaruh terhadap berat badan dan siklus menstruasi.
Pada kesempatan ini akan dilayani 16 akseptor implan, lima akseptor IUD, tiga peserta MOW dan tiga peserta MOP. Dijelaskan kembali oleh Pak Hasto bahwa akseptor KB MOW dan MOP harus beristirahat setelah melalui prosedur. Namun pemerintah tidak menutup mata terhadap kemungkinan akseptor kehilangan pendapatan karena tidak bisa bekerja. BKKBN menyediakan uang istirahat sebagai pengganti pendapatan sebesar tiga ratus ribu rupiah bagi peserta MOW dan MOP. Khusus bagi laki – laki peserta MOP, Dinas Dalduk KB Kota Semarang memberikan tambahan sehingga uang istirahat menjadi satu juta per akseptor.

Foto : AFDA – AKIE
“Saya kira kerjasama dengan Rumah Sakit dan Dinas KB setempat, disupport penuh oleh BKKBN. Implan disediakan, IUD disediakan. Kalau perlu alat Laparoskopi juga bisa diusulkan. Ring untuk kontap sudah disediakan dalam jumlah banyak.”, imbuh Pak Hasto. Kegiatan Pelayanan KB Serentak dalam rangka Hari Perempuan Sedunia di Jawa Tengah dipusatkan di Kabupaten Demak (8/3) dan Kota Semarang (9/3). Turut hadir dalam Pelayanan KB Serentak hari ini Deputi KBKR BKKBN dr. Eni Gustina, MPH, Direktur Bina Kualitas Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN Martin Suanta, SE, M.Si, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi Safrina Salim, SKM, M.Kes, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Semarang dr. Lilik Faridah, MM, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah drg. Widwiono, MKes, dan Ketua Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Agoes Poedjianto, SH, M.Kes. BP