Inovasi Berkelanjutan Atasi Stunting, ‘Sobo Hebat Sedulur Selawase’ Khas Wonosobo
Semarang – Inovasi terbaru dan berkelanjutan dalam percepatan penurunan stunting terus dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasiona (BKKBN). Tak terkecuali lintas sektor dan masyarakat langsung yang turut terlibat dalam upaya menekan terjadinya stunting baru, dengan melakukan pencegahan se-dini mungkin melalui pengawalan pada remaja dan calon pengantin.

Hal ini tampak pada munculnya inovasi berkelanjutan di Kabupaten Wonosobo, “Sobo Hebat Sedulur Selawase” yang diresmikan pada Kamis (02/11) di Pendopo Bupati Wonosobo. Yakni sebuah program kolaborasi multipihak untuk penanganan stunting yang fokus pada sasaran balita stunting melalui intervensi spesifik pemberian nutrisi, dengan terapi protein hewani dari telur, sebanyak dua butir sehari selama 90 hari kepada 7774 balita stunting di Kabupaten Wonosobo.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih sangat mengapresiasi inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Sebelumnya, Bupati Wonosobo juga mendapatkan penghargaan dari Presiden atas capaianya menurunkan stunting di Kabupaten Wonosobo sebanyak 18 persen, pada tahun 2019 sampai 2022.
“Selamat bapak bupati dan bapak ibu atas peluncuran sobo hebat sedulur selawase saya yakin ini program yang sudah dievaluasi sehingga program konvergensi ini dapat menyempurnakan program sebelumnya,” ungkap Eka saat memberikan sambutan pada peluncuran program tersebut.

Menurut Eka, adanya program “Sobo Hebat Sedulur Selawase” selaras dengan program Satgas Provinsi Jawa Tengah. Banyak telur, ikan, susu, namun stunting di Jawa Tengah pada tahun 2022 hanya turun 0,1 persen. Ini memprihatinkan, mengingat banyaknya produk lokal yang bisa dimanfaatkan.
Begitupun perihal pola asuh, Eka memaparkan menurut hasil audit kasus stunting bahwa penyebab stunting yang paling besar di Jawa Tengah adalah pola asuh. “Pola asuh ketika memberikan makanan dan pengayoman kepada anak tidak berjalan dengan baik maka stunting tinggi,” tegasnya.
“Sobo Hebat Sedulur Selawase” yakni Wonosobo Hebat Atas Stunting, Sehari Dua Telur, Selalu Pantau Tumbuh Kembang, Awasi dan Jaga Kesehatannya, Semangati Pola Asuhnya. Adanya inovasi ini, menjadi amunisi baru dalam upaya penanganan balita stunting. Perbaikan gizi pada balita stunting melalui program terapi protein hewani telur, juga pengawalan bagaimana pola asuh dilakukan bisa lebih optimal dan tepat sasaran.

“Sasaran dan tantangan kita ini sangat jelas, ibu hamil KEK. Strategi yang akan disampaikan sangat jelas ada telur, susu, dan yang penting adalah kasih sayang, dikasihi dan disayangi, tugas suami untuk mendampingi memperhatikan untuk periksa ke bidan puskesmas,” papar Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag dalam sambutannya.
Ia menekankan pentingnya proses sebagai bagian dari quality kontrol penanganan stunting di Wonosobo. Penanganan secara multisektoral dan penyelesaian stunting harus dilakukan dari hulu ke hilir juga termasuk prioritas cara yang harus diupayakan. Sehingga harapannya capaian yang saat ini telah dicapai bisa dipertahankan, tidak terjadi stunting baru, dan akhirnya stunting bisa ditekan sampai habis.
“Saya selalu optimis, dilakukan dengan proses, setelah bekerja keras bersama dan serius hasilnya kita serahkan pada Tuhan Yang Maha Esa,” kata Bupati peraih penghargaan Wira Karya Kencana ini.
Peluncuruan program “Sobo Hebat Sedulur Selawase” ditandai dengan penyerahan telur kepada Ketua TPPS Kecamatan di Wonosobo oleh Bupati Wonosobo, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, juga dengan adanya penanda tanganan komitmen oleh Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Desa, juga Penandatanganan oleh Wakil Bupati Wonosobo.
Sebelumnya, perihal mengapa protein hewani menjadi bantuan yang diberikan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Kapala Bappeda Kabupaten Wonosobo memaparkan bahwa saat ini angka konsumsi protein hewani masih rendah disbanding rata-rata protein hewani yang dibutuhkan. Maka menindaklanjuti hasil evaluasi TPPS Kabupaten Wonosobo tahun 2023, intervensi difokuskan pada gerakan pemberian protein hewani.
Beberapa Desa di Wonosobo juga melakukan inovasi dan kolaborasi dalam percepatan penurunan stunting. Diantaranya di Kecamatan Sapuran yang telah memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dari 0 sampai 90 hari untuk anak-anak dengan makanan bergizi, dan sudah berkolaborasi dengan Dafam Grup untuk memberikan susu formula kepada anak stunting di salah satu desanya.
Penulis ; dadang.